SMK Satria Magelang | Thursday, 12 March 2020
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Satria Kota Magelang, Jawa Tengah mempersiapkan segala upaya demi kelancaran
siswanya dalam menghadapi ujian nasional menggunakan komputer. Salah satunya
dengan melakukan simulasi dan gladi bersih Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) bagi kelas XII.
Gladi bersih ini sifatnya wajib
bagi seluruh siswa kelas XII yang akan melaksanakan UNBK 2020
“Sejak diberlakukannya Ujian
Nasional Berbasis Komputer (UNBK), tidak hanya kemampuan anak mengerjakan ujian
akan tetapi juga melatih untuk beradaptasi dengan computer, yang dulunya anak
mengerjakan di kertas, sekarang di komputer. Sehingga, perlu adanya uji coba
mengerjakan menggunakan komputer, agar mereka terbiasa dengan kondisi tersebut”
kata Kepala SMK Satria Magelang, Zainal Abidin, S.T.
Kegiatan simulasi maupun gladi
bersih UNBK ini diikuti oleh seluruh Sekolah dari tingkat SMP-SMA/SMK di
Indonesia termasuk SMK Satria Magelang. Simulasi yang dilaksanakan bertujuan
tujuan untuk uji coba aplikasi yang diberikan dari pusat dan mempersiapkan sarana
dan prasarana di sekolah. Hal tersebut diharapkan agar tidak ada kendala ketika
siswa mengerjakan ujian. Tujuan khusus lainnya, adanya penguasaan masing –
masing materi yang diujikan diantaranya bahasa Ingris, bahasa Indonesia,
Matematika dan Teori Kejuruan.
Ketika uji coba, akan terlihat
seberapa kemampuan yang dimilikinya. Jika ada yang kurang, guru dan siswa akan
menyikapi agar mendapat hasil yang diharapkan.
Pada simulasi maupun gladi bersih
tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun ini tidak hanya pada siswa
yang melakukan simulasi, melainkan guru-guru juga melaksanakannya, disamping
itu ada penambahan soal Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Angket yang bagi
guru dan siswa merukan hal baru. Keuntungan dari pelaksanaan simulasi ini yaitu
guru bisa merasakan langsung anak didiknya nantinya akan di-press selama
dua jam dengan soal yang bobotnya sama. Tentunya guru juga harus menyiapkan
solusinya jika ada permasalahan yang dihadapi siswa. Soal AKM diperkenalkan
kepada guru dan siswa agar lebih mengenal struktur soal.
Pihak sekolah berharap, karena
guru juga mengikuti simulasi tentu bisa menyikapi dan meningkatkan kemampuan.
“Mungkin gurunya bisa menyelesaikan total dengan
baik, tapi siswanya belum tentu, berarti ada masalah dalam hal pentransferan
ilmu, itu yang perlu dikoreksi. Mungkin gurunya juga mengalami kendala dalam
menyelesaikan, berarti gurunya sendiri perlu ada penambahan materi atau
kemampuan untuk gurunya sendiri. Harapan kami, gurunya menguasai dan anaknya
menguasai, berarti transfer ilmu selama ini sudah baik,” tutur bapak Kepala SMK
Satria Magelang, Zaenal Abidin, S.T.